ARTIKEL

Aikido (合気道) adalah seni beladiri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut budaya Jepang tradisional. Hal ini membuat seni beladiri yang dikembangkan oleh Morihei Ueshiba sekitar tahun 1800-an menjadi sangat diminati berbagai kalangan pada abad modern ini sebagai sebuah gaya hidup. Akar ilmu bela diri aikido terutama berasal dari sebuah tradisi bela diri kuno yang turun temurun hanya dimiliki oleh sebuah keluarga istana, yaitu Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Dalam tradisi lama "Jutsu" berarti sebuah "art" atau "seni", sehingga bentuk lama ini mempunyai pakem-nya sendiri sebagai sebuah tradisi dengan tatanan gerak tertentu.
Morihei Ueshiba yang biasa disebut sebagai O-Sensei mempelajari ilmu "Aiki" ini dari guru pewaris ilmu ini yaitu "Sokaku Takeda". "Takeda" adalah sebuah nama keluarga yang tidak lain adalah nama lain dari keluarga "Minamoto". Dengan bakat yang begitu besar, Morihei Ueshiba telah menyebarkan muridnya ke seluruh dunia untuk memperkenalkan keindahan ilmu seni beladiri aikido.

Kata-Kata Morihei Ueshiba

Dengan pertimbangan kesamaan ai (harmoni) dengan ai (kasih), saya putuskan menyebut budo saya yang khas ini dengan "Aikido" meskipun kata Ai-Ki terkesan kuno. Makna kata Ai-ki yang digunakan oleh prajurit di masa lampau berbeda dengan kata Ai-Ki dalam seni yang saya temukan.

Ai-Ki bukanlah suatu teknik untuk bertempur atau untuk mengalahkan lawan, tetapi merupakan cara untuk menyatu dengan dunia dan menjadikan manusia sebagai satu keluarga.

Rahasia Aikido adalah menyelaraskan diri kita dengan perubahan dan pergerakan alam semesta serta membawa diri kita menyatu dengan alam. Dengan demikian, orang yang telah memperoleh rahasia Aikido memliki alam semesta dalam dirinya sehingga dapat berkata, "Sayalah alam".




Pada saat musuh mencoba untuk bertarung dengan saya, ia harus melawan alam karena ia harus mematahkan keserasian alam. Oleh karenanya, pada saat mempunyai pikiran untuk bertarung dengan saya, ia telah kalah terlebih dahulu. Dalam hal ini, tidak ada ukuran pasti tentang cepat atau lambatnya waktu.

Saya tidak pernah kalah secepat apa pun lawan menyerang, bukan karena teknik saya lebih cepat daripada lawan saya, tetapi karena pertempuran itu sendiri selesai sebelum dimulai.

Aikido tidak menentanng, dan karenanya, selalu menang.

Siapapun yang mempunyai pikiran menyimpang atau bertentangan telah dikalahkan sejak awal.

Dengan demikian, bagaimana Anda dapat meluruskan pikiran Anda yang menyimpang, memurnikan hati Anda, dan menjadi harmonis dengan aktivitas di dalam alam ? Sebelumnya, Anda harus memliki hati seperti Tuhan. Hati yang memiliki kasih, yang hadir dimana-mana dalam segala bagian dan setiap waktu di dalam alam.
"Tidak ada perselisihan di dalam kasih.
Tidak ada musuh di dalam kasih.
"Pikiran untuk berselisih dan pikiran memiliki musuh tidak konsisten dengan ajaran Tuhan."

Siapa pun yang tidak setuju dengan prinsip ini tidak akan bisa selaras dengan alam. Budo mereka menjadi alat penghancur, dan bukannya budo pembangun. Dengan demikian, bersaing dalam teknik, menang atau kalah, bukanlah budo yang sebenarnya. Dalam budo yang sejati hanya dikenal "Tidak Terkalahkan". "Tidak Terkalahkan" berarti "Tidak pernah berkelahi". Menang berarti menang terhadap pertentangan di dalam diri sendiri. Kemenangan terhadap diri sendiri akan menghantarkan Anda mencapai misi yang berkelimpahan.

Ini bukan sekedar teori. Praktekkanlah, maka Anda akan menerima kekuatan yang luar biasa untuk menyatu dengan lawan.

Jangan memandang mata lawan atau pikiran Anda akan tertarik ke matanya.
Jangan memandang pedangnya atau Anda akan terbelah oleh pedangnya.
Jangan memandangnya atau semangat Anda akan menjadi kacau.
Budo yang sesungguhnya adalah membangun daya tarik yang mampu menarik semua lawan ke arah Anda.
Apa yang perlu saya lakukan adalah tetap berdiri dengan cara ini. Bahkan, berdiri dengan membelakangi lawan sudahlah cukup. Saat dia menyerang, menghantam, ia akan celaka dengan sendirinya oleh karena keinginannya untuk menyerang.

Dalam hal ini, tidak ada waktu dan ruang sebelum Aikido, yang ada hanyalah alam sebagaimana seharusnya. Tidak ada Musuh bagi Aikido. Anda salah paham jika Anda beranggapan bahwa budo berarti memiliki lawan dan musuh serta menjadi kuat dan menjatuhkan mereka. Bagi budo sejati, tidak ada lawan atau musuh. Budo sejati adalah menjadi satu dengan alam, yaitu menyatu dengan pusat semesta.

Dalam Aikido, yang dibutuhkan adalah pikiran untuk melayani bagi kedamaian semua manusia dan bukan pikiran dari seseorang yang berharap menjadi kuat atau yang berlatih untuk menumbangkan lawan.

Bila ada seseorang yang bertanya apakah prinsip Aikido diambil dari suatu kepercayaan, saya jawab "Tidak". Prinsip budo sejati saya menerangi kepercayaan dan memimpin mereka ke arah kesempurnaan.

Saya bersikap tenang kapan saja dan dimana saja saya diserang. Saya tidak mempunyai keterikatan, baik dengan kehidupan maupun kematian. Saya serahkan segala sesuatunya sebagaimana mestinya kepada Tuhan.

Memisahkan diri dari keterikatan pada hidup dan mati serta memiliki pikiran yang menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, tidak hanya pada saat Anda diserang, tetapi juga dalam kehidupan Anda sehari-hari.

Budo sejati merupakan manifestasi dari kasih, memberi kehidupan kepada sesama, dan tidak membunuh atau bertarung dengan sesama. kasih merupakan pelindung dari apapun. Tanpa kasih, semuanya tidak ada. Aikido merupakan realisasi dari kasih.

Saya tidak membandingkan diri saya dengan orang lain. lalu siapakah yang saya jadikan acuan ? Jawabnya adalah Tuhan. Dunia ini tidak akan menjadi baik karena orang saling membandingkan dengan berkata-kata dan melakukan hal-hal bodoh. Kebaikan dan kejahatan menjadi tipis batasannya. Aikido melepaskan diri dari semua keterikatan. Aikido menjaga agar semua tumbuh dan berkembang secara dinamis untuk kesempurnaan alam.

Dalam aikido, kita mengendalikan pikiran lawan sebelum kita menghadapi lawan. Dengan demikian, kita menarik lawan ke arah kita. Kita maju dalam hidup dengan tarikan semangat kita dan mencoba untuk mengarahkan bagian-bagian kecil dari dunia ini.

Kami setiap kali berdoa agar pertikaian tidak terjadi. Untuk alasan inilah, kami secara keras melarang adanya pertandingan di Aikido. Semangat aikido adalah mengarah pada rekonsiliasi damai. Dengan tujuan ini, kami mengikat dan mentaukan lawan dengan kekuatan kasih. Dengan kasih, kita mampu memurnikan sesama. Pertama, pahami Aikido sebagai budo dan selanjutnya sebagai jalan pelayanan untuk membangun keluarga dunia. Aikido tidak diperuntukkan bagi suatu negara atau orang-orang tertentu. Aikido ditujukan untuk memanifestasikan karya Tuhan.

Budo sejati melindungi segala sesuatu dengan semangat rekonsiliasi. Rekonsiliasi berarti memperkenankan penyempurnaan dari misi setiap orang. Dengan "jalan", dimaksudkan menjadi satu dengan kemauan Tuhan dan melatihnya. Jika kita tetap terpisah dari kemauan Tuhan, yang kita lakukan bukanlah "jalan".

Kita dapat mengatakan bahwa aikido merupakan satu cara untuk menenggelamkan kejahatan dengan ketulusan dari napas kita. Dalam hal ini, dikatakan, mengubah pikiran jahat menjadi dunia semangat.

Inilah misi Aikido. Pikiran jahat akan kalah dan semangat akan berjaya.

Tanpa budo, sebuah negara akan menjadi kacau karena budo adalah kehidupan yang saling melindungi dengan kasih dan sumber aktivitas pengetahuan.

Mereka yang mencari untuk belajar Aikido harus dapat membuka pikirannya, mendengarkan perintah Tuhan melalui Ai-Ki, dan mempraktekkannya. Anda seharusnya mengetahui pembersihan yang baik dalam Ai-Ki, latihlah dan praktekkanlah tanpa menghindarinya. Mulailah dengan memperbaiki semangat Anda.

Saya ingin orang-orang yang memiliki budi baik mendengarkan suara dari Aikido. Ini bukanlah untuk memperbaiki kesalahan orang lain, ini adalah untuk memperbaiki pikiran Anda sendiri.

Inilah misi Aikido, dan seharusnya inilah misi Anda.

Dikutip dari (Setiadi, 2003)

1 komentar:

  1. Apabila dimaknai dengan benar dan hati-hati, seharusnya kata-kata O sensei dapat bermanfaat. Ambil positifnya, sikapi negatifnya sesuai keyakinan masing-masing

    Salaam

    BalasHapus